PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA – Minggu lalu tidak ada kejutan dalam pergerakan harga emas dimana harga emas mandek di rentang harga sekitar $1,900 per ons. Emas memulai minggu lalu di bawah $1,915 per ons dan pada hari Jumat akhir minggu lalu diperdagangkan di $1,906. Pergerakan harga emas sangat tergantung kepada pergerakan dolar AS yang berfluktuasi berdasarkan berita-berita mengenai stimulus.

Meskipun optimisme melihat paket stimulus AS keluar sebelum tanggal Pilpres memudar, pasar masih tetap berharap. Ada satu katalisator yang bisa menggerakkan emas sebelum Pilpres AS yaitu paket stimulus AS yang meskipun dengan berjalannya waktu, menjadi semakin tidak mungkin keluar sebelum Pilpres AS berlangsung, namun pasar masih mengantisipasinya.

Jika tidak ada stimulus sebelum Pemilihan Presiden, bisa tertunda sampai bulan Januari atau Februari. Apalagi kalau Biden yang menang, mesti menunggu sampai Biden berkantor dulu di bulan Januari atau Februari.

Siapapun pemenang Pilpres AS, kedua-duanya baik buat kenaikan harga emas karena pasti akan dikeluarkan lebih banyak stimulus fiskal, tingkat bunga yang rendah dan dolar yang lebih lemah. Namun kalau Demokrat yang menang, akan menghasilkan lebih banyak belanja dan akan menggerakkan inflasi naik lebih tinggi yang merupakan atmosfir yang mendukung kenaikan harga emas lebih tinggi lagi.

Perlu dicatat kalau Demokrat yang menang, akan bisa terjadi aksi jual saham dengan para investor mencoba mengunci keuntungan mereka sebelum pajak yang lebih tinggi diterapkan. Biden kemungkinan akan menaikkan pajak pada tahun 2021. Hal ini kemungkinan bisa negatip bagi emas. Jika hal ini terjadi, kesempatan untuk membeli emas pada harga dibawah karena nantinya pasti akan ada paket stimulus yang dikeluarkan baik Biden maupun Trump yang menang, dan hal ini akan menjadi hal yang sangat positip bagi saham dan metal berharga dalam jangka panjang.

Hal lain yang dapat mendorong naik harga emas dalam jangka pendek adalah tertundanya hasil pemilihan. Apabila hasil pemilihan tertunda pengumumannya, partisipan pasar harus bersiap dengan ketidak pastian politik setelah hari pemilihan berlangsung yang dapat menaikkan keengganan terhadap resiko yang membuat asset safe-haven diburu orang.

Terlepas dari pemilihan presiden AS, pasar juga sedang gelish dengan naiknya kasus coronavirus diseluruh dunia dan potensi dilakukannya lockdown yang baru yang bisa menghancurkan pemulihan ekonomi yang rentan sekarang.

Apabila ada persoalan yang signifikan dalam hal rumah sakit atau lockdown baru yang besar, hal ini bisa memicu aksi jual di pasar seperti yang terjadi pada bulan Maret yang membuat orang memburu uang tunai. Sebagai akibatnya dolar AS akan naik dan harga saham akan anjlok demikian juga dengan harga emas. Namun apabila pemerintah merespon dengan mencetak lebih banyak uang, maka emas bisa mengalami kenaikan.

Dari data makro ekonomi, pada hari Selasa Amerika Serikat akan mempublikasikan Durable Goods Orders untuk bulan September yang diperkirakan turun ke – 0.1% dari 0.5% di bulan Agustus.

Pada hari Kamis, Amerika Serikat akan mempublikasikan perkiraan pertama dari GDP kuartal ketiga, yang diperkirakan akan naik sebanyak 30%, rekor dalam pertumbuhan ekonomi.

Minggu ini pergerakan harga emas akan cukup volatile dalam rentang pergerakan harga yang terbatas. Sampai pada waktunya 3 November, harga emas akan bergerak sekitar $10 – $20 dalam sehari. Jika stimulus bisa keluar sebelum Pilpres AS, emas bisa naik sampai ke $1,918 dan kemudian $1,925. Namun jika tidak, emas bisa turun pertama ke level $1,892 selanjutnya ke $1,875. Setelah pemilihan, rally emas bisa membuat metal berharga ini naik kembali ke $2,000 per ons. PT KONTAK PERKASA FUTURES

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting